Opini : STRATEGI GERAKAN DAKWAH MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, dalam pusaran catatan sejarah berdirinya Muhammadiyah, Muhammadiyah hadir sebagai wadah dakwah ke-Islaman.
Agar lebih terfokus pada pengamalan pelaksanaan dakwah yang menjadi misi pokok persyarikatan, maka Muhammadiyah secara khusus sejak Muktamar ke-38 di Makasar tahun 1971 telah memperkenalkan model dakwah sebagai identitas dan ciri dakwah Muhammadiyah yang disebut dengan "Gerakan Dakwah Jamaah" selain dakwah geliat melalui Amal-amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Dakwah jamaah dapat disebut sebagai satu dari ciri keistimewaan organisasi.
Dalam pusaran dakwah tersebut Muhammadiyah telah banyak memberikan konstribusi nyata dalam membangun bangsa ini, diantara konstribusinya adalah hadirnya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang terus konsisten dan berkelanjutan dalam membangun moralitas bangsa melalui bidang Pendidikan dan kesenjangan sosial dalam bidang Kesehatan.
Banyak yang jatuh cinta dengan pergerakan Muhammadiyah, sehingga menjadi kader tidak terstruktur dan akhirnya mengamalkan ajaran yang diusung, melalui dakwah jamaah di ruang lingkup masyarakat.
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir berujar, “Muhammadiyah itu seperti magnit, daya pikatnya luar biasa, karenanya banyak orang untuk terlibat didalamnya".
Jauh sebelum itu Kiai Dahlan pernah berharap dalam untaian katanya “Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahun di mana saja. Jadilah guru, kembalilah ke Muhammadiyah, jadilah master, insinyur dan lain-lain dan kembalilah kepada Muhammadiyah”.
Dari untaian kata diatas terbukti bahwa betapa banyaknya kader-kader milik Muhammadiyah yang berpendidikan tinggi dan bahkan menjadi pelopor berpengaruh di negeri ini. Selalu ada gerakan Tajdid yang dilakukan oleh para kader Muhammadiyah, selalu tampak inovasi berkemajuan untuk umat, dengan tumbuh subur AUM dikalangan masyarakat.
Hal tersebut diatas merupakan salah satu strategi yang tepat dibangun oleh Muhammadiyah dengan tujuan utamanya yakni kesejahteraan sosial secara universal dan meratMuhammadiyah memiliki tanggung jawab besar atas kesejahteraan sosial baik dalam bidang Agama, Pendidikan, Kesehatan, Politik, Hukum, dan Ekonomi. Dari beberapa poin tersebut menjadikan Muhammadiyah sebagai wadah penataan kehidupan sosial yang jauh lebih baik.
Maka sebagai bentuk jati diri seorang kader adalah bangga menjadi bagian perjuangan dakwah Muhammadiyah, hal ini merupakan karakteristik warga Muhammadiyah. Gerakan Tajdid atau pembaharuan Muhammadiyah tidak lain merupakan sebuah cita-cita muslim sejati untuk mendapatkan ridha dan surganya Allah.
Penulis : M. Ridwan, S.Pd.,M.Pd
Komentar
Posting Komentar